Masakan Jepang? Siapa yang tak kenal. Berbagai menu Japanese Food memang dikenal unik dan punya citarasa tersendiri bagi yang menikmatinya. Namun sayang, untuk menikmati masakan ini kita terkadang harus merogoh kocek dalam-dalam. Karena masakan Jepang lazim disuguhkan di restoran dan hotel berbintang.
Namun belakangan, Japanese Food juga bisa dinikmati di tenda-tenda kaki lima. Tentu dengan harga yang lebih terjangkau. Tenda di pinggir jalan yang menawarkan menu negeri Sakura ini kini mudah dijumpai di pinggir jalan. Salah satunya adalah Qudama Japanese Food di Jalan Suyudi, tak jauh dari pertigaan Jalan Suyudi-Jalan Gajahmada Semarang.
Tempat makan sederhana ini menawarkan menu Japanese Food seperti yang disuguhkan di restoran. Memang, variasi menunya tak selengkap di resto. Namun menu wajib seperti Yaki Mechi (nasi goreng), Beef Teriyaki, Beef Yakiniku, Beef Katsu, Tempura udang, Yasai Itamek, dan Salad dapat dicicipi disini.
Rudi, pengelola sekaligus koki Qudama mengatakan, meski dikemas secara kaki lima, namun ia menjamin mutu dan rasa masakanya tak kalah dengan restoran dan hotel berbintang. Itu karena dia juga menggunakan bahan-bahan seperti yang digunakan di restoran Jepang. “Kita menggunakan standar seperti restoran Jepang. Menunya juga sama,” katanya.
Bahan tersebut diantaranya saus Kikkoman, mayonnaise, Happy Salad Oil, dan tepung Korea untuk tempura. Konsep kaki lima digunakannya karena keterbatasan modal. “Kalau buka restoran besar, kita harus memikirkan membayar pegawai, pajak, dan lain sebagainya. Dengan kaki lima, kita bisa menekan harga jual sehingga lebih terjangkau bagi pembeli,” ujar pria ini.
Rasa masakan yang enak tersebut setidaknya dapat dilihat dari kedatangan pengunjung yang seolah tak pernah putus setiap malamnya. Untuk dapat disukai, dia mengaku ada beberapa masakan yang rasa dan cara pengolahannya disesuaikan dengan lidah Indonesia.
Contohnya saus teriyaki yang aslinya asin diberi sedikit rasa manis. Atau masakan Jepang yang biasa disajikan setengah matang atau bahkan mentah, sengaja diolah matang agar lebih dapat diterima lidah konsumen. “Rata-rata masakan Jepang sih sebenarnya disajikan setengah matang, tapi kalau dibuat seperti itu belum tentu pembeli suka,” kata dia.
0 komentar:
Posting Komentar